Pengikut

Kamis, 21 November 2013

Laporan Praktikum Kimia Fisika Isoterm Adsorpsi Karbon Aktif




isoterm adsorpsi karbon aktif


Pendahuluan
Adsorpsi adalah gejala pengumpulan molekul-molekul suatu zat pada permukaan zat lain akibat dari ketidakjenuhan gaya-gaya pada permukaan tersebut. Untuk proses adsorpsi dalam larutan jumlah zat yang teradsorpsi dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu:
a.       Jenis adsorben
b.      Jenis zat yang diadsorpsi
c.       Luas permukaan adsorben
d.      Konsentrasi zat terlarut
e.       Temperatur atau suhu.(diktat petunjuk praktikum kimia fisika,2013)
Terdapat dua tipe adsorbsi yang perbedaannya terletak pada panas reaksi yang terlibat dalam proses adsorbsi tersebut.kedua tipe tersebut adalah
Adsorpsi fisik
Adsorpsi fisik adalah adsorpsi yang terjadi akibat interaksi gaya tarik menarik antara molekul adsorben dengan molekul zat yang diadsorpsi. Adsorpsi ini melibatkan gaya van der wals (sebagai kondensasi uap). Adsorpsi ini melibatkan panas adsorpsi sebesar 10.000 kal/mol.   
Adsorpsi kimia
Adsorpsi kimia adalah adsorpsi yang terjadi akibat interaksi imia antara molekul adsorben dengan molekul zat yang diadsorpsi. Adsorpsi ini melibatkan panas adsorpsi antara 10.000 kal/mol samai 20.000 kal/mol.
Isotherm adsorpsi adalah hubungan yang menunjukan distribusi adsorben antara fasa teradsorpsi pada permukaan adsorben dengan fasa ruah sat kesetimbangan pada temperatur tertentu. Terdapat tiga jenis hubungan yang biasanya digunakan untuk menjelaskan isotherm adsorpsi yaitu Isotherm Langmuir, Isoterm Brunauer, Emmet, and Teller (BET) dan Isoterm Freundlich. Isoterm freundlich digunakan untuk rentanng konsentrasi yang kecil dan campuran yang cair, isotherm ini berdasarkan asumsi bahwa adsorben mempunyai permukaan yang heterogen dan tiap molekul mempunyai potensi penyerapan yang berbeda-beda. Persamaan yang paling banyak digunakan adalah :  
Keterangan : x = jumlah zat teradsorpsi
                     m = jumlah adsorben (dalam gram)
                    k,n = tetapan
        C = konsentrasi zat terlarut dalam larutan setelah kesetimbangan adsorpsi

Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan harga adsorbs menurut freundlich pada proses isotherm adsorpsi asam asetat terhadap arang aktif. Dari isotherm ini dapat diketahui kapasitas adsorben dalam menyerap air atau dengan kata lain isotherm ini dapat menentukan efesiensi dari suatu adsorben.(castellan,1982)

Karbon aktif merupakan senyawa karbon amorph dan berpori yang mengandung 85-95% karbon yang dihasilkan dari bahan yang mengandung karbon (batubara, kulit kelapa dan sebagainya) atau karbon yang diperlakukan secara khusus baik aktivasi kimia maupun fisika untuk mendapat permukan yang lebih luas. Karbon aktif ini dapat mengadsorpsi gas dan senyawa kimia tertentu atau sifat adsorpsinya tergantung pada volume pori-pori atau luas permukaan.(M.T sembiring dkk,)

Dalam 1 gram karbon aktif pada umumnya memiliki luas permukaan sekitar 500-1500 m2 sehingga efektif dalam menangkap partikel yng sangat halus. Karbon aktif  bersifat sangat aktif dan akan menyerap apa saja yang bersentuhan dengan kkarbon tersebut.(perpamsi,2002)

Karbon umumnya mempunyai daya adsorpsi yang rendah namun daya adsorpsinya dapat diperbesar dengan mengaktifkan arang tersebut menggunakan uap atau bahan kimia. Perlakuan ini memiliki tujuan untuk memperbesar luas permukaan arang dengan membuka pori-pori yang tertutup.(Kateren,1987).                     
Metode
Metode yang digunakan dalam percobaan ini adalah metode titrasi. Dimana bahan yang digunakan adalah larutan asam asetat(CH3COOH) dengan variasi 6 konsentrasi yaitu 0.5 N, 0.25 N, 0.125 N, 0.0625 N, 0.0313 N dan 0.0156 N. selain itu juga terdapat Larutan NaOH 0.1 N, arang yang telah diaktifkan melalui pemanasan terlebih dahulu dan indicator pp. sedangkan alat yang digunakan adalah cawan porselen,  buret 50 ml dari pyrex, statif, Erlenmeyer 250 ml dan Erlenmeyer 125 ml dari pyrex , thermometer dengan skala 100oC, pipet volume 10 ml dari pyrex, pipet volume 15 ml dari pyrex, pipet volume 25 ml dari pyrex, gelas ukur 10 ml dari pyrex, pipet tetes, corong ,pengaduk dari besi, kertas saring, kompor gas dan water bath.

Untuk memulai percobaan, pertama-tama arang diaktifkan dengan cara dipanaskan dalam cawan porselen di atas kompor gas menggunakan suhu yang tinggi namun tidak sampai membara, hal ini dilakukan agar arang tidak menjadi abu karena arang digunakan untuk mengadsorpsi larutan asam asetat. Arang tersebut kemudian didinginkan dan ditimbang masing-masing 1 gram untuk ditambahkan pada larutan asam asetat 100 ml dengan konsentrasi yang berbeda kemudian larutan dikocok setiap 10 menit agar suhu tetap stabil perlu dicatat suhunya tiap 1 menit  sehingga perubahan suhu tidak terlalu besar. Apabila terjadi perubahan suhu larutan dipanaskan dalam water bath. Larutan disaring dengan kertas saring sehingga didapatkan filtrat asam asetat. Terakhir filtrat asam asetat ditambahkan indikator pp adan dititrasi dengna Larutan NaOH 0.1 N.  pada percobaan ini  asam asetat diberi dua perlakuan dimana terdapat titrasi asam asetat awal dan  titrasi asam asetat akhir yang merupakan filtrat hasil penambahan arang aktif.

Dalam percobaan ini, pada konsentrasi asam asetat 0.5 N dan 0.25 N diambil 5 ml, konsentrasi 0.125 N diambil 12,5 ml sedangkan pada konsentrasi 0.0625 N, 0.0313 N dan 0.0156 N diambil 25 ml. masing masing larutan dititrasi dengan NaOH 0.1 N. dari titrasi ini dapat diketahui harga tetapan isotherm adsorpsi freundlich terdapat proeses adsorpsi asam asetat (CH3COOH) terhadap arang aktif.volume yang terukur adalah volume larutan NaOH 0.1 N yang digunakan untuk menitrasi larutan asam asetat kemudian dihitung konsentrasi zat yang teradsorpsi dengan cara mengurangi konsentrasi awal terhadap konsentrasi akhir serta dapat diketahui berat asam asetat yang teradsorpsi.
Hasil Dan Pembahasan
            Dari percobaan yang dilakukan diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 1. Data Pengamatan
Konsentrasi CH3COOH
Awal
Akhir
CH3COOH
NaOH 0,1 N
CH3COOH
NaOH 0,1 N
0,5 N
5 ml
23.1
23.8
5 ml
22.1
22.4
0,25 N
5 ml
13
12.8
5 ml
10.6
10.8
0,125 N
12.5 ml
15.7
15.8
12.5 ml
14.8
15.1
0,0625 N
25 ml
14.9
14.2
25 ml
13.9
14.1
0,0313 N
25 ml
7.6
7.9
25 ml
7.2
7.5
0,0156 N
25 ml
3.8
3.6
25 ml
3.6
3.8

Tabel 2. Data Hasil Analisis
No
M CH3COOH
x (gram)
x/m
log x/m
log C
Awal
Akhir
Yang Teradsorpsi ( C )
1
0.469
0.445
0.024
0.144
0.144
-0.8416
-1.619
2
0.258
0.214
0.044
0.264
0.264
-0.5783
-1.356
3
0.126
0.12
0.006
0.036
0.036
-1.4436
-2.221
4
0.058
0.056
0.002
0.012
0.012
-1.9208
-2,698
5
0.031
0.029
0.0016
0.0096
0.0096
-2.0177
-2.795
6
0.0148
0.0148
0
0
0
-
-


Dari data hasil perhitungan diketahui bahwa konsentrasi asam asetat sebelum adsorpsi lebih besar dibandingkan dengan setelah diadsorpsi. Hal ini dikarenakan asam asetat telah mengalami adsorpsi karena penambahan arang aktif.
Adsorpsi arang aktif mengakibatkan penurunan konsentrasi asam asetat. Pada data diatas dapat dilihat bahwa penyerapan pada percobaan 1 sampai 6 berbeda karena jumlah gram karbon yang diadsorpsi kurang stabil. Dalam adsorpsi terdapat beberapa factor yang dapat mempengaruhi hasil adsorpsi. Karbon aktif yang baik mempunyai persyaratan menurut SII No. 0258-79 daya serapnya.(M.T.Sembirring dkk, 2003)
Faktor yang dapat mempengaruhi daya serap adsorpsi yaitu:
1.      Sifat serapan
Senyawa yang diadsorpsi oleh karbon aktif berbeda-beda, adsorpsi akan bertambah sesuai dengan bertambahnya ukuran molekul serapan dari struktur yang sama seperti deret homolog.
2.      Temperatur
Dalam penggunaa karbon aktif, suhu diusahakan harus tetap dijaga karena tidak ada peraturan yang diberikan untuk suhu yang digunakan dalanm adsorpsi.  
3.      pH (derajat Keasaman)
pada asam-asam organic, adsorpsi akan meningkat bila pH diturunkan dengan menambahkan adsam-asam mineral. Hal ini dikarenakan kemampuan asam mineral yang dapat mengurangi ionisasi asam organic tersebut. Apabila pH organic dinaikkan dengam menambahkan alkali, adsorpsi akan berkurang dan membentuk garam.  
4.      waktu singgung
apabila karbon aktif ditambahkan ada suatu cairan maka diperlukan waktu untuk mencapai kesetimbangan. Waktu yang diperlukan berbanding terbalik dengan jumlah arang yang digunakan. Pengadukan juga dapat mempengaruhi waktu singgung karena pengadukan dimaksudkan untuk memberikan kesempatan pada partikel karbon aktif intuk bersinggungan dengan senyawa serapan. Untuk larutan yang mempunyai viskositas tinggi diperlukan waktu singgung yang lebih lama.

Dari hasil data pengamatan, isotherm yang terjadi cenderung pada isotherm adsorpsi     Freundlich. Penggunaan larutan asam asetat membuat situs-situs heterogen Freundlich lebih bagus pengadsorpsinya dibandingkan dengan  isotherm adsorpsi Langmuir. 

Dari data hasil analisis juga dapat dibuat grafik dimana x/m sebagai ordinat dan C sebagai absis. Grafik hubungan antara x/m dengan C maupun antara log x/m dengdimana log x/m sebagai ordinat dan log C sebagai absis yang dapat dilihat pada grafik dibawah ini.


 











Grafik 1. Grafik Isoterm Adsorpsi Freundlich


 











Grafik 2. Grafik Isoterm Adsorpsi Langmuir

Isotherm freundlich digunakan untuk rentang konsentrasi yang kecil dan campuran yang cair, isotherm adsorpsi ini dapat digambarkan dengan persamaan empiric yang dikemukakan oleh freundlich. Isotherm ini berdasarkan asumsi bahwa adsorben mempunyai permukaan yang heterogen dan tiap molekul mempunyai potensi penyerapan yang berbeda-beda. Persamaan yang paling banyak digunakan adalah :
Keterangan :
x = jumlah zat yang teradsorpsi
m = jumlah adsorben (gram)
C = konsentrasi zat terlarut dalam larutan setelah mencapai kesetimbangan adsorpsi
k, n = tetapan
            grafik tersebut merupakan grafik isotherm adsorpsi Freundlich jika dari persaman grafik tersebut dapat dianalogikan dengan persamaan isoterm freundlich  dapat dituliskan sebagai berikut adsorpsi maka dapat digunakan  persamaan :
log (x/m) = log k + 1/n log C sedangkan pada persamaan isotherm adsorpsi freundlich adalah y = 1.0832x + 0.9125 , sehingga didapatkan nilai log k = 0.9125  dan 1/n = 1.0832 maka nilai K adalah 8.175  dan nilai n adalah 0.932
            Dari persamaan tersebut, jika konsentrasi larutan dalam kesetimbangan sebagai ordinat dan konsentrasi adsorben sebagai absis. Dari isotherm ini dapat diketahui kapasitas adsorben dalam menyerap air. Isotherm ini akan digunakan untuk menentukan efisiensi dari suatu adsorben.(anonim,2008)
Sedangkan isotherm Langmuir, isotherm ini bedasarkan asumsi bahwa :
a.       adsorben mempunyai permukaan yang homogeny dan hanya dapat menadsorpsi satu molekul untuk tiap molekul adsorbennya.
b.      Proses adsorpsi dilakukan dengan mekanisme yang sama.
c.       Hanya terbentuk satu lapisan tunggal saat adsorbsi maksimum. (anonim, 2010)
Kesimpulan
Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa isotherm adsorpsi karbon aktif adalah menunjukan hubungan antara zat yang teradsorpsi dengan konsentrasi zat yang terlarut pada temperatur tertentu dimana grafik yang dihasilkan berupa garis linier yang sangat bagus dengan situs-situs heterogen pada isotherm adsorpsi freundlich dan mennetukan tetapan k sebesar 8.175  serta tetapan n sebesar 0.932  




Daftar Pustaka
Castellan G.W. 1983. Physical Chemistry. Edisi ketiga. Addison-Wesley Publishing Company
Ningsih, Niken Muliati.2010.isoterm adsorpsi. Makassar (diakses pada tanggal 25 oktober 2013)
Sembiring, dkk. 2003. Ispterm adsorsi ion Cr3+ oleh abu sekam padi varietas IR 64. Skripsi. Jurusan pendidikan Kimia FPMIPA Undiksaha
Suardana, Nyoman. 2009. Optimalisasi Daya Adsorpsi Zeolite terhadap Ion Kromium (III)
Sukardjo.1985.Kimia Fisika. Yogyakarta : Bina Aksara
Wahyuni, Sri. 2013. Diktat petunjuk praktikum Kimia Fisik. Semarang: jurusan Kimia FMIPA UNNES
Wahyuni, Sri.2003. Kimia Fisik 2. Semarang : UNNES